×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

MTA : Cinta dan Benci karena Allah

| April 18, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-18T01:08:11Z


Alamanahjurnalis.com - Dalam Surat Az-Zukhruf, Allah berfirman : Teman- taman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa. Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekuatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak ada pula kamu bersedih hati. (Yaitu) orang-orang  yang beriman kepada ayat-ayat Kami, dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam syurga Kamu dan istreri-isteri kamu digembirakan.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda : Allah berseru pada hari Qiamat : Manakah mereka yang sering berkasih sayang karena-Ku ? Demi keagungan dan kebesaran-Ku, akan Ku naungi mereka hari ini di bawah naungan-Ku, di mana tiada naungan kecuali naungan-Ku. (Riwayat Thabarani).

Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : Amal yang terafdhal ialah menyinta karena Allah dan membenci karena Allah (RW. Abu Hurairah dari "Hisanul Mashabih").

Ini semua menunjukkan bahwa seorang mukmin patut mempunyai kawan-kawan yang dicintainya karena Allah, dan dengan sendirinya ada orang-orang yang dibencinya karena Allah disebabkan perbuatan ma'siatnya. Sebab barangsiapa dapat dicintai karena sesuatu sebab, dapat pula dibenci karena sebab yang berlawanan, hal mana adalah menjadi kebiasaan yang lumrah, tetapi kedua sifat itu tersimpan di dalam hati dan baru muncul keluar dalam keadaan tidak tertahan. Dalam hal cinta ditandai oleh pendekatan keserasian dan saling kunjung- mengunjung dan dalam hal benci ditandai oleh sikap saling menjauhkan diri dan penanganan yang kadangkala berkembang menjadi permusuhan. Sifat benci dapat terlihat dalam kata-kata atau perbuatan, seperti ucapan atau kata-kata dan kasar dan dalam usaha menghentikan bantuan dan pertolongan dan usaha menyakiti hati dan merusak rencana-rencana orang yang dibenci, terutama rencana-rencana kemaksiatan yang dilakukannya dengan sengaja besar atau kecil, namun ma'siat yang dilakukannya tanpa sadar, maka sebaiknya memejam mata dan menutupinya, karena mengampuni orang yang telah mendhalimimu adalah sifat dan akhlak para shiddiqin. (Dari Majalis Rumi).

Editor : Ninik QA
×
Berita Terbaru Update