Alamanahjurnalis.com - Allah telah menganugerahkan air yang diperlukan oleh semua makhluk hidup: Pepohonan, binatang, dan manusia. Terutama manusia yang membutuhkan air untuk semua keperluan; untuk pertanian, konstruksi, transportasi, pendinginan dan pemanasan. Namun tidak semua air memiliki keistimewaan. Sebagian muslim merujuk hanya air Zamzam yang mampu membawa keberkahan. Saat musim haji selesai, banyak orang kembali ke rumah dengan membawa ribuan liter Zamzam sebagai oleh-oleh berharga dan hadiah khusus bagi sanak keluarga dan handai taulan. Air Zamzam bahkan dipercaya merupakan air dari Surga. Lalu apa yang membuat air ini begitu istimewa selain dari sisi religius?
Tidak seperti air mineral umumnya, air Zamzam in memang sangat unik. Mineral dan elemen-elemen itu jumlahnya amat fantastis, sekitar 2 ribu miligram per liter. Di antaranya, sodium (250), kalsium (200), potassium (20), magnesium (50) sulfur 372), b'carbonate (366), nitrat (273), fosfat (0,25), clan amonia (6). Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) kandungannya tidak lebih dari 260 mg per liter. Kandungan-kandungan elemen-elemen inilah yang menjadikan rasa air Zamzam Sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air Zamzam pada biasanya sudah siap saji dan bertebaran di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah. Dalam literatur Islam banyak ditemukan tentang khasiat air Zamzam ini.
Kisah air Zamzam bermula saat Siti Hajar, bersama puteranya Nabi Ismail a.s yang masih menyusui dilanda kehausan karena musim kemarau yang kering saat itu sedang melanda Mekah. Siti Hajar kemudian mencari air menuju bukit Safa dan berdiri di atasnya seraya memandang ke arah lembah di sekelilingnya. Dia lalu turun melewati lembah sampai ke bukit Marwah, berdiri di atasnya, dan memandang sekeliling, berharap ada orang yang membernya air. Dia melakukan demikian sebanyak tujuh kali.
Saat berada di atas bukit Marwah, Siti Hajar mendengar ada suara lalu terdiam. Setelah perhatikannya, ternyata memang dia mendengar sebuah suara yang tak lain adalah suara Malaikat Jibril. Atas kehendak Allah yang memerintahkan malaikat Jibril untuk mengetuk bumi, terpancarlah air di antara kedua kaki nabi Ismail a s yang kemudian disebut Zamzam. Istilah ini berasal dari ekspresi Siti Hajar saat melihat air itu pertama kalinya "Zummi, Zummi..." (berkumpullah, berkumpullah). Namun banyak juga nama yang diberikan pada sumur zamzam, antara lain Bushra (kabar gembira), Hamzar Jibril, Wat'at Jibril (mengacu pada tindakan mengetuk tanah oleh malaikat Jibril).
Beberapa tahun kemudian, nabi Ibrahim a.s tiba membangun, meninggikan kembali Baitullah beserta anaknya, nabi Ismail a.s dan menjadikan tempat tersebut sebagai tempat ibadah hingga kini.
Dari sisi ilmiah tentu saja sudah banyak pendapat yang menjelaskan tentang kandungan air Zamzam ini. Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30,5 meter. Pada kedalaman 17 meter ke bawah, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku dorit. Batuan beku jenis ini memang agak jarang dijumpai di Indonesia maupun di Jawa, namun sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah Tapi belum ada laporan geologi lebih lanjut.
Hasil pemompaan sumur Zamzam ini dilaporkan mampu mengalirkan air sebesar 11-18,5 liter/detik, dan per menitnya bisa mencapai 660 liter atau 40.000 liter per jam. Menurut SGS (Saudi Geological Survey), posisi kota Mekah yang terletak di lembah dengan luas cekungan 60 Km2, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Curah hujan di Mekah sendiri hanya 10 sentimeter per tahun, tentunya sangat tak masuk akal jika di dalamnya terkandung sumber mata air bersih yang luar biasa deras, berkhasiat, dan kaya mineral.
Dalam bukunya The True Power of Water, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama Jepang mengatakan bahwa air Zamzam ini memiliki sifat sensitif namun juga reaktif. Jika dibacakan padanya kata-kata yang baik, air akan bereaksi positif. Sebaliknya, jika diberikan kata-kata buruk, maka air juga akan bereaksi sesuai sifat dan makna kata-kata tersebut.
Secara hydrologi, Zamzam hanyalah sumur biasa sehingga tetap memerlukan perawatan untuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur, serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan apalagi saat musim haji tiba.
Jumlah jamaah haji ke Mekah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tahun 70-an hanya sekitar 400.000 pertahun, lalu meningkat menjadi lebih dari sejuta jjamaah di tahun 90-an. Dan saat ini sudah lebih dari 2,2 juta jamaah setiap tahunnya.
Lantunan doa yang terus diperdengarkan sepanjang zaman seperti yang terjadi pada sumber air Zamzam, dipercaya membuat air ini tak pernah surut bahkan kualitas molekul airnya bertambah bagus, seperti kristal heksagonal yang berpendar teratur dan berwarna indah (Masaru Emoto).
Editor: Ninik QA