Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kemendagri Minta Kepala Daerah Tanam Cabai dan Bawang Sendiri Buntut Inflasi

| April 15, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-15T06:37:53Z


Alamanahjurnalis.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir mendorong pemerintah daerah (Pemda) aktif menanam komoditas pangan strategis seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah. 

Tomsi mengatakan, langkah ini dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan masing-masing daerah dan menjaga stabilitas harga di tengah meningkatnya inflasi nasional.

“Kita selalu tidak lepas dari tiga hal tersebut berkaitan dengan harga cabai merah, cabai rawit, (dan) bawang merah. Kemudian tidak bosan-bosannya kami juga selalu mengajak Bapak-Ibu sekalian kepala daerah cobalah untuk menanam (komoditas tersebut),” kata Tomsi dalam keterangan pers, Senin (14/4/2025). 

Ia menekankan, cabai dan bawah bukanlah komoditas yang sulit untuk ditanam asalkan  direncanakan dengan baik, terutama di daerah yang memiliki curah hujan cukup.

"Daerah-daerah yang normal-normal saja, yang curah hujannya cukup, tentunya dapat melaksanakan penanaman dengan baik," ujar Tomsi. 

Tomsi menambahkan, penanaman komoditas utama tidak hanya membantu menjaga stabilitas, tetapi juga memperkuat kemandirian pangan daerah. 

Upaya ini bisa menjadi solusi bagi kepala daerah, khususnya yang baru menjabat, untuk mengendalikan harga komoditas penting di wilayahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan data dan analisis inflasi nasional pada Maret 2025.

Ia menjelaskan bahwa secara bulanan (month to month) inflasi tercatat sebesar 1,65 persen, sedangkan secara tahunan (year on year) sebesar 1,03 persen. 

Amalia menekankan pentingnya memahami inflasi sebagai cerminan perubahan harga, bukan tingkat harga itu sendiri. 

“Bisa saja tecermin dalam inflasinya adalah inflasinya rendah, tetapi sebenarnya level harganya itu dia sudah tinggi,” imbuh dia.

Sebagai contoh, ia menyebut harga cabai merah dan cabai rawit yang tetap tinggi meskipun tercatat mengalami deflasi atau inflasi rendah. 

Hal ini sering menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat. 

“Kami sering ditanyakan inflasi rendah tetapi harga mahal. Ya karena perubahan harganya sedikit, tetapi level harga ataupun tingkat harga yang dibayar oleh konsumen seperti cabai merah, cabai rawit itu memang harganya levelnya tinggi,” kata Amalia.

Amalia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk lebih cermat membaca inflasi, tidak hanya berdasarkan besaran persentasenya, tetapi juga dengan memahami pergerakan dan tingkat harga komoditas di lapangan. 

“Nah ini yang mungkin kita perlu cermati. Bagaimana kita kemudian bisa mengendalikan harga, yang nanti angka inflasi ini perlu kita kombinasikan dengan pergerakan harga dan melihat level harga dan komoditas itu berada di tingkat seperti apa,” ujar dia.

Sumber : kompas.com
×
Berita Terbaru Update