Alamanahjurnalis.com - Dalam Al Qur'an, Allah berfirman : "Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah (11). Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan (12). (QS. Al-Qamar: 11-12).
Dikutip dari buku "Misteri-Misteri yang Bikin Penasaran" karya Ali Zaenal, Nabu Nuh merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam a.s sebagai manusia pertama. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Kisahnya terabadikan dalam Al-Qur'an sebanyak 43 kali. Di antaranya surat Nuh dari ayat 1 hingga 28, juga dalam surat Hud ayat 27 hingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya. Juga terdapat perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka. Nabi Nuh dan banjir dahsyatnya juga terdapat dalam kitab suci Nasrani dan Yahudi.
Banjir ini konon hampir menenggelamkan seluruh daratan Mesopotamia. Beberapa kota pentingnya dinyatakan hancur: Ur, Kish, Erech, dan Shuruppak. Peristiwa ni terjadi sekitar tahun 4800-3000 SM. Penelitian ini didapat dari studi yang mengungkapkan bahwa daerah banjir membentang sejauh 160 km (lebar) dari timur sampai barat, dan 600 km (panjang) dari utara sampai selatan. Ini menunjukkan bahwa banjir tersebut menutupi seluruh daratan-daratan di Mesopotamia. Maka bisa dibayangkan betapa dahsyatnya bencana tersebut terhadap populasi di sekitarnya.
Peristiwa banjir zaman Nabi Nuh akhirnya banyak diadaptasi ke berbagai buku, seni, teater, lukisan, bahkan film. Peristiwa banjir dahsyatnya juga menarik minat para ahli sejarah dari berbagai negara yang sudah lama penasaran dengan kebenaran kisah ini.
Sejak tahun 1949 sudah diketahui lokasinya dari sebuah citra dari Angkatan Udara AS tentang adanya benda aneh di Gunung Ararat, Turki di atas ketinggian 4.600 meter.
Life Magazine dalam laporannya pada awal 1960 menyebutkan bahwa Pesawat Tentara Nasional Turki menangkap sebuah benda mirip perahu di puncak Gunung Ararat. Benda tersebut memiliki ukuran panjang 500 kaki atau 150 meter dan diduga merupakan perahu Nabi Nuh.
Kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam “Noah's Ark Ministries International” kemudian ikut meneliti dan melakukan penggalian di sekitar gunung tersebut.
Akhirnya mereka mengumumkan hasil penelitian pada 26 April 2010 bahwa perahu Nabi Nuh telah ditemukan di Turki, tepatnya di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, Turki Timur.
Mereka juga mengatakan telah berhasil masuk ke dalam perahu untuk mengambil beberapa spesimen dan foto. Menurut para peneliti, spesimen yang mereka ambil dalam perahu memiliki usia karbon 4.800 tahun, sesuai dengan apa yang digambarkan dalam sejarah selama ini.
Tim peneliti yang beranggotakan 15 orang ini juga menemukan jangkar batu besar dekat perahu di Desa Kazan, berjarak 15 mile (24 meter) yang menggantung di bagian belakang perahu untuk mengokohkan tumpangan.
“Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen,” kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Yeung Wing, sebagaimana dilansir National Turk, 27 April 2010.
Lokasi penemuan ini kini dijadikan Taman Nasional Perahu Nabi Nuh dan warisan Nasional. Pemerintah setempat juga membangun Gedung Pusat Turis untuk mengakomodasi para turis yang ingin datang dan melihat lokasi bahtera Nabi Nuh.
Editor: Ninik QA