Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Soal Kegagalan Proyek “Food Estate”, Mentan Amran: Itu Dulu, Sekarang Dikelola secara Holistik

| March 24, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-23T19:05:41Z


Alamanahjurnalis.com - PALANGKA RAYA - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman, menegaskan bahwa proyek lumbung pangan atau “food estate” di Indonesia, termasuk di Kalimantan Tengah (Kalteng), akan dikelola secara holistik untuk menghindari kegagalan yang terjadi sebelumnya. 

Pernyataan ini disampaikan Amran dalam wawancara dengan awak media di Kantor Gubernur Kalteng, Kota Palangka Raya, pada Rabu (19/3/2025).

“Itu dulu, sekarang ini dikelola secara holistik, transformasi pertanian tradisional ke modern. Itu dulu kenapa tidak holistik,” ujar Amran.

Menurutnya, transformasi pertanian tradisional ke modern tersebut penting untuk mencapai target swasembada pangan di Indonesia.

Amran menjelaskan, pihaknya akan melakukan transformasi pertanian besar-besaran di Kalteng dengan mendatangkan alat dan mesin pertanian modern ke daerah-daerah sentra produksi beras.Seperti alat traktor, alsintan, alat panen, penyimpanan beras, dan lain-lain. Ini sementara masih berproses, sebagian alat masih akan dibagikan,” katanya.

Kalteng ditargetkan menjadi salah satu provinsi penopang swasembada pangan.

Transformasi dari pertanian tradisional ke modern 

Amran menegaskan bahwa transformasi dari pertanian tradisional ke modern sangat diperlukan untuk menyelamatkan Indonesia dari krisis pangan.

“Ini yang kami lakukan di Kalimantan yang mana ini bisa menyelamatkan kita (dari krisis pangan),” jelasnya. 

Sebelumnya, Amran juga mengungkapkan bahwa proyek food estate berpotensi gagal jika dikerjakan secara parsial.

Amran memberikan contoh proyek food estate di Merauke, Papua Selatan, di mana satu keluarga memiliki lahan antara 1.000 hingga 10.000 hektar. 

Ia menekankan pentingnya pendampingan dari pemerintah agar proyek tersebut tidak gagal. 

“Kita datang, kemudian ditinggal tanpa teknologi, ya 50 tahun enggak selesai,” ungkapnya.

Rencana Kementan gandeng Kadin 

Mentan menambahkan, untuk menghindari kegagalan, perlu dilakukan transformasi dari pertanian tradisional ke modern dengan memanfaatkan teknologi. 

“Makanya gagasan kami (agar food estate tidak gagal) perlu transformasi tradisional ke modern. Ini optimasi lahan ada milenial dan teknologi, teknologi masuk,” tuturnya. 

Kementerian Pertanian juga berencana menggandeng Kadin dalam upaya mengoptimalkan cetak sawah. 

“Kita ingin sejajar dengan Amerika, China, Jepang. Alat ini beli Rp 10 triliun, bagikan ke generasi muda, gratis. Sekarang gratis, mungkin nanti 50 persen atau 70 persen bayar, karena dilatih entrepreneurship,” pungkas Amran.

Sumber: kompas.com
×
Berita Terbaru Update