Alamanahjurnalis.com - Kediri - Penggunaan transaksi digital yang kian masif perlahan menggeser kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai. Alhasil, terjadi penurunan aktivitas transaksi di ATM, hingga pengurangan mesin ATM.
Pada kuartal III-2023, jumlah ATM, CDM dan CTM di Indonesia berjumlah 92.829 unit. Sementara, pada kuartal IV-2023, menjadi 91.412 unit. Artinya, terdapat penyusutan sebanyak 1.417 unit dari kuartal sebelumnya.
Tren penyusutan ini berlanjut hingga kuartal I-2024 seiring dengan pesatnya digitalisasi. Tren ini menjadi kecenderungan global karena pemangkasan jumlah mesin ATM menjadi salah satu langkah efisiensi bagi perbankan.
Kondisi Pemain
PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk, pada kuartal I-2023 memiliki 13.041 unit, lalu mengalami penyusutan di kuartal I-2024 menjadi 12.910 unit.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada kuartal I-2023 memiliki 13.851 unit. Lalu pada kuartal I-2024 hanya memiliki 12.252 unit.
PT. Bank CIMB Niaga Tbk pada kuartal I-2023 memiliki 4.066 unit, lalu pada kuartal I-2024 memiliki 3.844 unit.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki jumlah ATM yang stabil, bahkan bertambah sejumlah 13 unit. Kuartal I-2023 memiliki 13.392 unit dan kuartal I-2024 memiliki 13.405 unit.
Menurut Direktur Consumer Banking CIMB Niaga, Noviandy Wahyudi, "Masifnya digitalisasi ini bermula dari Covid-19 yang memaksa untuk mengurangi penggunaan uang cash. Saat ini, didukung pula oleh QRIS yang makin mempermudah transaksi digital."
Sumber: kompas.com