Alamanahjurnalis.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo bakal meresmikan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik, Jawa Timur, hari ini, Senin (23/9/2024).
Peresmian smelter ini dijadwalkan mulai pukul 15.30 WIB.
Adapun peresmian smelter ini sempat dikatakan Presiden Jokowi dalam pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional 2024 di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2024).
Ia mengungkapkan, Indonesia bakal memiliki dua smelter besar pekan depan. Pembangunan smelter ini dilakukan sejalan dengan program hilirisasi mineral mentah Indonesia, salah satunya tembaga.
"Setelah nikel kita stop tahun 2020, tembaga 2 tahun lalu kita stop. Minggu depan akan ada 2 smelter besar yang investasinya kurang lebih Rp 50 - 60 triliun sudah beroperasi, yaitu di Amman di Sumbawa (Nusa Tenggara Barat) dan Freeport di Gresik," ucap Jokowi dalam acara tersebut, dikutip Senin (23/9/2024).
Di kesempatan yang sama, ia pun mengungkapkan, selama 55 tahun beroperasi di Indonesia, PT Freeport tidak pernah membangun smelter untuk mengolah hasil bumi yang dikeruknya dari dalam negeri.
Komoditas mentah itu dibawa ke luar negeri, untuk diolah di sana.
Hal ini membuat Indonesia hanya mendapat sedikit nilai tambah dari usaha pertambangan itu.
Adapun kini, Freeport sudah milik Indonesia dengan kepemilikan saham mencapai 51 persen dari semula hanya 9 persen. Sebentar lagi, saham pemerintah di perseroan terbatas itu akan mencapai 61 persen.
Menurutnya, jumlah emas yang "hilang" dibawa ke luar negeri dari Freeport akan terlihat ketika komoditas itu diolah di smelter Gresik yang diresmikan hari ini.
"(Nanti) tahu kita berapa ton emas setiap tahun yang hilang dari tanah air Indonesia selama 50-an tahun. Perkiraan saya pertahun mungkin 40 - 50. Itu baru perkiraan nebak-nebak, tapi nanti kalau sudah berproduksi baru kita tahu betul, ada emasnya sekian ton per tahun," tuturnya.
Sejatinya, smelter ini sudah lebih dulu diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Juni lalu. Airlangga bilang, pembangunan smelter Freeport adalah bagian dari perjanjian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, smelter baru PTFI mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton.
Selain menghasilkan katoda tembaga, smelter PTFI juga menghasilkan lumpur anoda yang selanjutnya dimurnikan di Precious Metal Refinery (PMR) menjadi emas dan perak batangan, serta Platinum Group Metals (PGM).
Hingga akhir Mei 2024, investasi PTFI untuk pembangunan smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia ini telah mencapai 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp 58 triliun.
Sumber: kompas.com