Alamanahjurnalis.com - Jakarta -- Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini menyebut aset perbankan syariah Indonesia berpotensi besar menembus Rp1.000 triliun.
Berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per akhir Januari 2024, total aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) mencapai Rp845,61 triliun.
"Ekonomi syariah itu saya baca data terakhir aset dari perbankan kira-kira Rp845 (triliun), hampir Rp1.000 (triliun). Dalam waktu dekat bisa Rp1.000 triliun. Sebenarnya Rp1.000 triliun ini bisa berkembang dan menurut saya (potensinya) cukup besar untuk bisa berbuat sesuatu," tutur dia dalam peluncuran Center for Sharia Economic Development (CSED) di Aryaduta Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).
Untuk terus mengembangkan industri perbankan syariah, Didik menekankan penting untuk tak hanya memberi perhatian pada aspek instrumen teknikal, bisnis maupun manajemen. Untuk itu, ia menyebut pemerintah serta pemangku kepentingan perlu menyoroti aspek politik ekonominya.
Dalam hal ini, ia mencontohkan aspek politik ekonomi dengan masih adanya kesenjangan kepemilikan tanah di Indonesia.
"Di negeri ini tingkat kesenjangannya itu luar biasa. Pemilikan tanah aset itu senjang luar biasa. Yang tidak memiliki tanah jumlahnya sangat besar, dan yang mengakumulasi tanah sangat besar. Mengapa tidak ekonomi syariah ini juga membantu untuk menyelesaikan masalah-masalah ketimpangan itu?" jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Maa'ruf Amin menyampaikan bahwa pemerintah memastikan adanya landasan kuat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah bagi pemerintahan mendatang.
Ia mencatat dalam lima tahun terakhir peringkat ekonomi dan keuangan syariah Indonesia di tingkat global terus meningkat dari posisi ke-10 naik ke posisi ke-3. Indonesia juga berhasil mempertahankan posisi ke-2 di sektor makanan halal dan posisi ke-3 di sektor fesyen Muslim.
"Bahkan pada tahun 2024, Indonesia berhasil meraih peringkat pertama pada Global Muslim Travel Index," ucap Ma'ruf.
Kinerja ekonomi dan keuangan syariah juga tercermin sangat positif, yang didorong oleh pertumbuhan sektor unggulan rantai nilai halal sebesar 3,93 persen dan mampu menopang hampir 23 persen dari ekonomi nasional.
Selain itu, perkembangan keuangan syariah juga ditandai dengan meningkatnya aset dan diversifikasi lembaga keuangan syariah.
"Aset pasar modal syariah pun mencapai hampir 20 persen dari total aset pasar modal nasional," ujarnya lebih lanjut.
Sumber: cnnindonesia.com