Alamanahjurnalis.com - JAKARTA - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas turut mengkritik pertemuan tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Ia dengan tegas menyebut orang bermesraan dengan Israel yang sedang melakukan genosida di Palestina adalah orang yang kehilangan hati nurani.
"Jika ada dari anak-anak bangsa ini yang bermesraan dengan Israel padahal negara zionis tersebut kita tahu telah berbuat zalim dan aniaya terhadap rakyat Palestina, maka hal demikian merupakan pertanda mereka sudah tidak punya hati nurani dan tidak punya rasa keadilan serta perikemanusiaan," ujar Buya Anwar dalam pesan singkat, Senin (15/7/2024).
Menurut Anwar, Indonesia dengan tegas menentang agresi militer Israel ke Palestina yang dinilai sebagai bentuk penjajahan.
Dalam konstitusi Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, para pendiri bangsa telah menetapkan bangsa Indonesia menentang seluruh penjajahan di atas dunia karena tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan dan keadilan.
Palestina saat ini tidak hanya dijajah, tetapi juga menerima tindakan genosida dengan membunuh lebih dari 36.000 orang sejak Oktober 2023.
"Keadaan semakin mengenaskan lagi karena kebanyakan dari mereka yang telah tewas dan terluka tersebut adalah kaum perempuan dan anak-anak," tutur Anwar.
Anwar menilai apa pun alasan di balik pertemuan itu, oknum anak bangsa ini dinilai telah melecehkan pembukaan UUD 1945 sebagai jati diri bangsa.
"Dan bila jati diri kita sebagai bangsa sudah terkoyak maka untuk menjahit dan menyatukannya kembali jelas tidak mudah," ucap Buya.
"Untuk itu kita berharap agar semua pihak menghormati dan menjunjung tinggi konstitusi supaya kita sebagai bangsa tetap bersatu dan negara yang sama-sama kita cintai ini bisa maju," tandasnya.
Sebelumnya, tersebar foto 5 aktivis Nahdlatul Ulama yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Hal ini juga disesalkan oleh Pengurus Besar Nahdlatu Ulama (PBNU) dan akan memanggil lima aktivis tersebut untuk dimintai klarifikasi.
Nama lima aktivis ini adalah Sukron Makmun, Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Sumber : kompas.com