Alamanahjurnalis.com - Kediri - Selain menjadi tuan rumah event dunia 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism, Indonesia turut dipercaya menjadi tuan rumah forum air internasional terbesar di dunia, yakni World Water Forum. Rencananya, World Water Forum 2024 akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024. Lantas, apa itu World Water Forum?
World Water Forum adalah forum internasional sektor air yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dunia. Event ini diadakan oleh World Water Council (WWC) atau Dewan Air Dunia. Dengan kata lain, World Water Forum menjadi pertemuan internasional terbesar yang membahas tentang isu-isu air secara global. Khususnya membahas sekaligus merumuskan kebijakan tata kelola air dan sanitasi dunia.
Sekadar informasi, World Water Forum pertama kali digelar pada 1997. Saat itu Kota Marrakesh, Maroko, terpilih menjadi tuan rumah (host country) untuk pertama kalinya. Setelah itu, World Water Forum terus berlangsung rutin setiap tiga tahun sekali, dan beberapa negara terpilih menjadi tuan rumah secara bergantian.
Beberapa di antaranya: Kota Den Haag Belanda (2000), Jepang (2003), Meksiko (2006), Istanbul (2009), Marseille Prancis (2012), Korea Selatan (2015), Brazil (2018), Senegal (2022), dan kini Bali terpilih menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 (2024). Hebatnya, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang dipercaya menjadi tuan rumah World Water Forum, Sob!
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah forum air internasional terbesar di dunia menjadi awalan yang sangat membanggakan. Hal ini didasari dengan kesempatan Indonesia untuk bisa menjadi role model bagi negara lain. Terlebih lagi, World Water Forum 2024 akan fokus pada isu-isu konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Pentingnya World Water Forum bagi Sektor Pariwisata
Berlangsungnya World Water Forum 2024 di Bali diharapkan menjadi momentum untuk memastikan seluruh dunia bergerak bersama dalam menjaga keberlangsungan sumber daya air bagi kehidupan manusia. Akan tetapi, jika ditelaah lebih dalam, terpilihnya Bali sebagai tuan rumah turut memiliki peran penting bagi sektor pariwisata Indonesia.
Salah satu tujuan World Water Forum 2024 di Indonesia adalah menjadi tonggak percepatan target Sustainable Development Goals (SGDs), yaitu akses air bersih dan sanitasi layak. Dengan begitu, besar harapan event internasional ini dapat mendorong pelaku kepentingan untuk saling berkolaborasi dalam mencari solusi atas permasalahan air dunia.
Dalam upaya mendapatkan “jalan keluar” terbaik, Indonesia membawa tiga misi khusus untuk disepakati dalam pertemuan World Water Forum 2024 di Bali. Misi tersebut antara lain: Center of Excellence on Water and Climate Resilience, pengelolaan air terpadu di pulau-pulau kecil, dan penetapan World Lake Days atau Hari Danau Sedunia. Hal ini didasari atas peran danau yang menjadi salah satu sumber bahan baku, energi, hingga pengendali banjir.
Tidak hanya itu, terpilihnya Bali sebagai tuan rumah World Water Forum 2024 juga diharapkan dapat mendorong lebih banyak inovasi. Terutama inovasi dalam teknologi pengelolaan air berkelanjutan. Mengingat, Bali sendiri merupakan percontohan pengelolaan air, yakni sistem Subak sebagai salah satu kekayaan warisan dunia yang telah diakui UNESCO.
Event Pendukung World Water Forum 2024
Dalam mendukung kesuksesan World Water Forum 2024, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyiapkan serangkaian side event di beberapa lokasi. Salah satunya adalah penyelenggaraan prosesi melukat. Kemenparekraf/Baparekraf memfasilitasi para delegasi menyelami prosesi adat yang sangat memiliki makna spiritual bagi masyarakat Bali.
Dipilihnya melukat sebagai salah satu side event didasari dengan prosesi melukat yang berkaitan erat dengan prinsip hidup masyarakat Bali tentang Tri Hita Karana: membangun hubungan romantis antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama, serta dengan alam. Hal ini sejalan dengan misi World Water Forum, yaitu menyadarkan sesama jika air menjadi sumber daya alam yang perlu dijaga kelestariannya, karena menjadi pendorong kehidupan.
Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf juga menjalin kerja sama dengan Jejak.in. dengan menawarkan paket perhitungan jumlah emisi karbon yang dikeluarkan oleh para delegasi selama perjalanan ke Bali melalui carbon footprint.
Bahkan, Kemenparekraf/Baparekraf juga akan menggelar Indonesia Pavilion, yakni dengan mengisi konten pariwisata menggunakan teknologi Virtual Reality (VR), penjualan paket wisata low carbon, rangkaian fair dan expo, penyediaan suvenir dan goodie bag Wonderful Indonesia, menghadirkan konten gim Lokapala, serta memamerkan dan menjual produk ekonomi kreatif (Ekraf) lokal yang berkualitas.
Sumber : kemenparekraf.go.id
(Red)