Alamanahjurnalis.com - Jakarta -- Agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina yang masih berlangsung sejak Oktober 2023 masih menjadi perhatian internasional, terutama soal kabar International Criminal Court (ICC) bakal merilis perintah Penangkapan PM Benjamin Netanyahu.
PBB Sebut Akan Ada Tragedi Besar jika Israel Tetap Nekat Invasi Rafah
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menekankan akan ada "tragedi yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata" jika Israel tetap nekat melakukan invasi ke Rafah di Gaza.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths yang dikutip dari Al Jazeera, Rabu (1/5).
"Kebenaran yang paling sederhana adalah bahwa operasi darat di Rafah akan menjadi sebuah tragedi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tidak ada rencana kemanusiaan yang bisa melawan hal itu," ujarnya.
Netanyahu Buka Suara usai Disebut Ketar-ketir Mau Ditangkap ICC
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu buka suara usai disebut ketar-ketir lantaran Pengadilan Kriminal Internasional(International Criminal Court/ICC) akan mengeluarkan surat perintah penangkapan atas dirinya terkait kejahatan di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan video, Netanyahu menuduh ICC sengaja ingin melumpuhkan dan mencegah Israel membela diri melawan terorisme dengan cara ingin mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk beberapa pejabat tinggi Tel Aviv, termasuk dirinya.
"80 tahun setelah Holocaust, badan-badan internasional yang didirikan untuk mencegah Holocaust lainnya sedang mempertimbangkan untuk menolak hak negara Yahudi (Israel) untuk membela diri dari mereka yang datang untuk melakukan genosida (pembunuhan besar-besaran terencana) terhadap kami, dan masih secara aktif berupaya untuk melakukannya," ujarnya dalam pernyataan video tersebut yang dikutip dari Times of Israel, Rabu (1/5).
Sumber : cnnindonesia.com