Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Situs Candi Adan-Adan Kediri : Zaman Klasik Hingga Modern

| February 26, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-25T20:40:49Z

Alamanahjurnalis.com - Kediri - Kabupaten Kediri memiliki banyak sekali situs-situs candi peninggalan sejarah. Salah satu situs yang istimewa adalah situs Candi Adan-Adan di Desa Adan-Adan Kecamatan Gurah, yang lokasinya berdekatan dengan situs Tondowongso dan situs Calon Arang. 

Temuan candi Adan-Adan ini terasa begitu penting, laksana mata rantai yang hilang dalam periode sejarah klasik di Indonesia.


Diawali dari gaya seni dan arsitektur candi Jawa Tengah yang seperti berhenti berkembang dengan tiba-tiba di akhir abad ke-10. Sementara seni di Jawa Timur tampak muncul kembali pada pertengahan abad ke-13. 

Keadaan bangunan pada situs candi Adan-Adan telah runtuh dan tertimbun tanah yang disebabkan oleh letusan Gunung Kelud di masa silam.


Tinggalan arkeologi ini merupakan tinggalan bangunan suci masa klasik yang ditemukan terbenam sedalam 2,3 meter dalam tanah. Bangunan candi ini tersusun dari kombinasi batu andesit dan batu bata. Candi Adan-Adan mengalami tiga kali masa pembangunan dan tak kunjung selesai.


Berikut ini beberapa hal yang bisa dipetik dari penemuan arkeologi di Situs Candi Adan-Adan Kediri, dari zaman klasik hingga modern yaitu :

1. Menguak tabir peradaban masa lalu

Di kawasan ini dahulunya ada tiga wilayah pusat vasal (bawahan kerajaan Majapahit) yakni Keling, Daha, dan Paguhan (Pagu), sehingga daerahnya kental dengan aktivitas sosial dan budaya. 

Aktivitas ini tidak hanya pada satu masa saja, tetapi juga mulai Kediri, Singosari, Majapahit, bahkan beberapa dari masa Mataram kuno. Sementara itu, terkait masalah pemujaan, akulturasi telah ada sejak lama di Kediri. 

Menurut Novi Bahrul Munib (arkeolog dari Kediri), bendera Merah Putih milik Kerajaan Majapahit, diduga berasal dari situs ini karena Bendera Merah Putih milik Kerajaan Majapahit mirip dengan milik pasukan Jayakatwang dari Kediri.


2. Candi Buddha terbesar di Jawa Timur

Situs Candi Adan-Adan merupakan candi yang memiliki latar belakang keagamaan Buddha (Aliran Mahayana), dengan perkiraan ukuran candi induk 25 x 25 meter. Denah candi berbentuk bujur sangkar dan menghadap ke barat laut dengan penampil di depannya. Luas situs diperkirakan mencapai kurang lebih 700 meter persegi, sehingga merupakan candi Buddha terbesar di Jawa Timur.

Di Candi Adan-Adan ditemukan banyak potongan sejarah kebudayaan masa lampau, yang terkait dengan sejarah kerajaan dan kebudayaan Buddha di tanah Kediri. 

Dalam mitos Calon Arang, misalnya, bagaimana Calon Arang yang memuja Durga, pasangan Siwa, berhadapan dengan Mpu Baradah yang Buddha Mahayana. Kemungkinan komunitas Buddhis di Adan-Adan ini berkontribusi terhadap Raden Wijaya ketika dia mengalahkan Jayakatwang untuk mendirikan Majapahit (1293 M). 


4. Simpan banyak potensi

Candi Adan-Adan yang diduga kuat menyimpan catatan sejarah tentang letusan Gunung Kelud purba dikarenakan candi ini terkubur, membuat candi ini potensial menjadi museum lapangan, untuk pembelajaran dan pelestarian budaya. 

Candi Adan-Adan juga berpotensi sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Kediri, yang memang membutuhkan banyak tempat wisata baru untuk menyambut para wisatawan - seiring dengan pembangunan bandara baru di Kabupaten Kediri. 


5. Dibuka untuk masyarakat

Candi Adan-Adan ini adalah candi yang mempunyai satu pintu. Penemuan dua Makara setinggi 30 cm dan satu arca Dwarapala berdiri setinggi 2 meter, biasanya berada di pintu masuk candi dan dijaga oleh Kepala Kalla dan juga Dwarapala. Selanjutnya, lokasi Situs Adan-Adan akan diberi cungkup dan nantinya akan dibuka untuk umum. Tujuannya agar bisa menginspirasi masyarakat yang melihat, sehingga memahami sejarahnya. 


6. Keistimewaan situs siap menjadi inspirasi baru

Pakaian khas Kabupaten Kediri, Ken Kediri mengusung motif Lidah Api (motif pada candi) belum lama ini diluncurkan oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan pakaian kebanggaan warga bumi Panjalu berwarna merah maroon itu dikenakan oleh Gelar Gian Crismeril, seniman tari delegasi Indonesia yang tampil dalan festival Pasar Senggol Turki 2022.

Sementara itu, selain untuk menambah ilmu pada generasi muda dan menambah inspirasi terkait pola-pola batik dan seni rupa, pembukaan ini juga bisa menjadi pemberdayaan masyarakat desa.

Situs Candi Adan-Adan Kediri dengan segala keistimewaannya perlu kita jaga untuk melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia.

Dikutip dari :
- goodnewsfromindonesia.id
- dhahanews.com
- nationageographic.grid.id
- nasional.tempo.co
- satuwarta.id
- tirto.id
- kompas.id
- jatim.tribunnews.com
- duta.co
- faktualnews.co

Editor : Ninik Qurotul Aini
×
Berita Terbaru Update