Alamanahjurnalis.com - Kediri - Semakin banyaknya perundungan di kalangan masyarakat harusnya menggerakkan banyak orang untuk mendalami terkait isu bullying yang seolah tak ada habisnya. Bahkan, banyak orang yang tanpa sadar telah melakukan bullying kepada orang lain. Hal tersebut karena ketidaktahuan mereka soal jenis-jenis bullying.
Dilansir dari intipseleb.com, ada berbagai jenis bullying yang perlu diketahui dan sayangnya lebih banyak jenis bullying yang tidak terlihat daripada yang terlihat. Hal ini dapat membuat lingkaran setan tersebut terus bergulir tanpa henti dan memakan banyak korban.
Tidak semua pelaku bully itu sama. Masing-masing memiliki gaya berbeda dan menggunakan taktik berbeda untuk mengintimidasi dan mengendalikan korbannya.
Dengan menyadari bahwa ada berbagai jenis bullying yang ada, kita akan lebih siap untuk membantu kita untuk menyadari ada atau tidaknya unsur bullying yang kita alami atau bahkan kita lakukan tanpa sadar. Penasaran? Yuk simak jenis bullying yang perlu diwaspadai berikut ini!
1. Bullying Fisik (Physical Bullying)
Bullying fisik adalah bentuk penindasan yang paling jelas. Ini terjadi ketika ada orang yang menggunakan tindakan fisik untuk mendapatkan kekuasaan dan kendali atas target mereka. Pelaku bullying fisik biasanya cenderung lebih besar, lebih kuat, dan lebih agresif dibandingkan dengan rekan-rekan mereka.
Contoh bullying fisik antara lain menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan melakukan serangan fisik lainnya.
Berbeda dengan jenis bullying lainnya, penindasan fisik adalah bentuk yang paling mudah diidentifikasi. Oleh karena itu, kemungkinan besar itulah yang dipikirkan orang ketika memikirkan tentang bullying. Selain itu, secara historis, hal ini mendapatkan lebih banyak perhatian dari sekolah dibandingkan bentuk intimidasi yang lebih halus lainnya.
2. Bullying Verbal (Verbal Bullying)
Pelaku bullying verbal menggunakan kata-kata, pernyataan, dan ejekan untuk mendapatkan kekuasaan dan kendali atas seseorang yang menjadi target. Biasanya, penindas verbal akan menggunakan hinaan tanpa henti untuk meremehkan, merendahkan, dan menyakiti orang lain.
Biasanya, pelaku bullying verbal memilih target berdasarkan penampilan, tindakan, atau perilaku mereka. Penindas juga umumnya menargetkan anak-anak berkebutuhan khusus.
Bullying verbal seringkali sulit diidentifikasi karena saking seringnya terjadi dan adanya pemakluman di kalangan masyarakat itu sendiri. Hal itu memberikan dampak buruk berupa keberlanjutan lingkaran setan bullying yang tidak semestinya dimaklumkan. Bullying verbal harusnya ditanggapi dengan lebih serius.
3. Agresi Relasional (Relational Aggression)
Agresi relasional adalah jenis bullying yang berbahaya dan kerap luput dari perhatian banyak orang. Sering disebut sebagai bullying emosional atau bullying sosial, agresi relasional adalah jenis manipulasi sosial di mana seseorang mencoba menyakiti orang lain atau menyabotase status sosial mereka.
Pelaku bullying jenis ini sering kali mengucilkan orang lain dari suatu kelompok, menyebarkan rumor, memanipulasi situasi, dan merusak kepercayaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan status sosialnya dengan mengendalikan atau menindas orang lain.
Secara umum, perempuan cenderung lebih sering menggunakan agresi relasional dibandingkan laki-laki. Korban bully jenis ini kemungkinan besar akan diejek, dihina, diabaikan, dikucilkan dan diintimidasi.
Meskipun agresi relasional biasa terjadi di sekolah menengah, hal ini tidak terbatas pada usia remaja. Faktanya, beberapa pelaku intimidasi dan pelaku intimidasi lainnya di tempat kerja juga terlibat dalam agresi relasional.
4. Bullying Online (Cyberbullying)
Ketika seseorang menggunakan internet, smartphone dan teknologi lainnya untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, atau menargetkan orang lain, maka hal tersebut termasuk penindasan online atau cyber bullying.
Contoh cyber bullying mencakup mengunggah gambar yang menyakitkan, membuat ancaman online, dan mengirimkan email atau chat yang menyakitkan. Karena semua orang selalu terhubung dengan internet, cyberbullying menjadi isu yang berkembang di kalangan anak muda. Hal ini juga menjadi lebih luas karena pelaku intimidasi dapat melecehkan target mereka dengan risiko tertangkap jauh lebih kecil.
Para pelaku cyber bullying seringkali mengatakan hal-hal yang tidak berani mereka ucapkan secara langsung di kehidupan nyata. Teknologi membuat mereka merasa anonim, terisolasi, dan terlepas dari situasi.
Bagi target cyber bullying, hal ini terasa invasif dan tidak pernah berakhir atau menimbulkan dampak berkepanjangan karena segala yang muncul di internet sulit dihapuskan. Sementara para pelaku dapat menyerang korban kapan saja dan di mana saja dan tetap merasa aman.
5. Bullying Seksual (Sexual Bullying)
Bullying seksual atau sexual bullying terdiri dari tindakan yang merugikan dan mempermalukan korban secara seksual. Contohnya termasuk pemanggilan nama yang bersifat seksual, komentar kasar, gerak tubuh yang vulgar, sentuhan tanpa consent, proposisi seksual dan pornografi.
Seorang pelaku jenis bullying ini mungkin melontarkan komentar kasar tentang penampilan, daya tarik, perkembangan seksual, atau aktivitas seksual orang lain. Dalam kasus ekstrim, bullying seksual membuka pintu terjadinya kekerasan seksual.
Perempuan seringkali menjadi sasaran sexual bullying, baik yang dilakukan oleh laki-laki maupun sesama perempuan lainnya. Pelaku mungkin menyentuh tubuh korban secara tidak pantas, melontarkan komentar kasar tentang tubuh korban, atau menggoda mereka.
Selain itu, sexual bullying juga bisa berupa pemberian sebutan yang tidak pantas dan cenderung vulgar, seperti ‘pelacur’ dan sebagainya.
Jenis bullying yang satu ini juga kerap terjadi pada pasangan kekasih yang melakukan sexting. Ketika seseorang mengirimkan foto vulgarnya kepada pasangan dan pasangan membagikan foto tersebut kepada orang lain.
Hal tersebut dapat memancing pandangan negatif banyak orang kepada korban dan membuat korban menjadi objek olok-olok atas kondisi tubuhnya atau menjadikannya objek seksual yang tidak pantas.
6. Prejudicial Bullying
Prejudicial bullying didasarkan pada prasangka yang dimiliki seseorang terhadap orang-orang dari ras, agama, atau orientasi seksual yang berbeda. Jenis penindasan ini dapat mencakup semua jenis penindasan lainnya.
Ketika jenis bullying ini terjadi, para pelaku menargetkan orang lain yang dianggap berbeda dengan mereka lalu mengasingkan korban.
Seringkali jenis bullying ini bersifat parah dan dapat membuka pintu bagi kejahatan rasial. Setiap kali seseorang ditindas karena orientasi seksual, ras atau agamanya, maka hal tersebut merupakan kejahatan dan harus dilaporkan.
Nah, itulah sederet jenis bullying yang harus diwaspadai agar kita terhindar dari perundungan dan tidak terlibat atau melakukan bullying tanpa kita sadari kepada orang-orang di sekitar kita. Semoga bermanfaat!