Alamanahjurnaliws.com - Tel Aviv - Israel mengeklaim sedang berada di tengah-tengah Perang Dunia III, di mana lawannya adalah pemimpin Islam radikal di Iran. Klaim ini dilontarkan Menteri Luar Negeri (Menlu) baru Zionis, Israel Katz.
Katz baru dilantik pada hari Selasa dan telah memulai hari pertamanya bekerja.
“Kita berada di tengah-tengah Perang Dunia III melawan pemimpin Islam radikal di Iran, yang tentakelnya sudah ada di Eropa,” kata Katz.
Dia menyampaikan pidato di Kementerian Luar Negeri, di mana para pegawai menyambut kembalinya dia ke kantor yang dia tinggalkan pada tahun 2020 setelah memegang jabatan tersebut selama setahun.
Katz mencatat bahwa dia hengkang di tengah pandemi Covid-19 dan kembali di tengah perang, tidak hanya melawan Hamas, tetapi juga melawan ideologi radikal yang kejam.
“Ini tidak terlihat seperti Perang Dunia I atau Perang Dunia II,” katanya, seperti dikutip Jerusalem Post, Rabu (3/1/2024).
Israel tidak sendirian dalam hal ini, katanya, seraya menjelaskan bahwa Israel berada di garis depan perang, yang juga menempatkan negara-negara Arab moderat melawan Iran.
Dia menyalahkan Republik Islam Iran atas serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, dan menjelaskan bahwa kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza tersebut berusaha menggagalkan penyelesaian perdamaian Arab Saudi dengan Israel.
“Kami berada di tengah-tengah mimpi perdamaian regional dan itulah sebabnya Iran melakukan apa yang mereka lakukan,” katanya.
Katz menetapkan pembebasan 129 sandera di Gaza, yang diculik dalam serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober, sebagai tujuan prioritas utamanya.
“Hal pertama yang menjadi prioritas utama saya adalah aktivitas kantor ini untuk memulangkan para sandera,” katanya, seraya mencatat bahwa sebagai diplomat, kementeriannya memiliki potensi untuk mempercepat pembebasan ratusan sandera tersebut.
“Kami akan menggunakan tekanan global untuk mencapai tujuan ini," ujar Katz.
"Menegakkan legitimasi diplomatik Israel untuk melawan Hamas dan Hizbullah akan menjadi prioritas kedua kementerian tersebut," imbuh dia.
Tujuan ketiga dan terkait, kata Katz, adalah menerapkan tekanan diplomatik yang akan memaksa Hizbullah menarik diri dari perbatasan utara Israel, termasuk melalui penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang mengamanatkan tindakan tersebut.
Setelah itu, sambung Katz, pihaknya akan menghentikan ancaman dari upaya Iran untuk memproduksi senjata nuklir dan menggunakan kelompok proksinya, termasuk Houthi Yaman, untuk menyerang Israel melalui metode konvensional.
Katz menggantikan Eli Cohen yang setahun terakhir menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Israel.
Sumber : SINDOnews.com