Alamanahjurnalis.com - Berkat jiwa kepemimpinan yang hebat dan perilaku Nabi Muhammad SAW yang lurus, beliau sanggup merubah tradisi-tradisi Jahiliyah umatnya yang telah mengakar dan memperkenalkan mereka pada ajaran-ajaran Islam yang baru. Bahkan dengan suka rela mereka tunduk kepada ajaran-ajaran Islam tersebut. Harus diakui, tidak mudah melakukan revolusi budaya seperti itu, kecuali oleh orang yang telah didukung pertolongan Ilahi dan memiliki semangat yang tinggi.
Dikutip dari buku Potret Kehidupan Nabi Muhammad SAW karya Achmat Sunarto, kecerdasan Nabi Muhammad inilah yang memperluas akhlak terpuji beliau tak terbatas. Termasuk kepada orang-orang munafik yang justru sering menyakiti dan menghina beliau. Bahkan beliau berkenan mema'afkan para pasukan musyrik yang telah memecah gigi depan beliau dan melukai wajah beliau pada perang Uhud, sehingga mengalirkan darah yang besar.
Beliau sangat pintar dan firasat-firasatnya tepat. Beliau tidak pernah merasa lemah atau tidak berdaya menghadapi segala sesuatu. Sejak awal beliau sudah memikirkan akibat-akibatnya yang akan terjadi, sehingga beliau bisa mengantisipasi dan mencarikan solusi.
Menurut Rasulullah saw, berkhianat adalah termasuk dosa besar dan melanggar janji adalah termasuk sifat yang buruk. Dan itulah yang sering ditunjukkan oleh orang-orang yang terlibat perjanjian dengan beliau. Namun Allah selalu memberikan kepada beliau jalan keluar. Contohnya seperti yang terjadi pada peristiwa perjanjian damai Hudaibiyah.
Rasulullah saw bersabda : "Sebaik-baik kalian adalah orang yang tidak meninggalkan dunianya demi akhiratnya, atau meninggalkan akhiratnya demi dunianya. Tetapi sebaik-baik kalian ialah memanfaatkan keduanya secara proporsional." Dan itulah substansi hikmah. Sebab, cenderung pada salah satunya adalah ketimpangan, dan menghimpun di antara keduanya adalah keadilan.
Editor : Ninik Qurotul Aini
