Alamanahjurnalis.com - Pare adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, sekitar 25 km di timur laut Kota Kediri. Pare dulunya direncanakan sebagai ibukota dari Kabupaten Kediri, tetapi telah dibatalkan dan secara de jure ibukota Kabupaten Kediri saat ini berada di Ngasem.
Dikutip dari berbagaip sumber, Pare termasuk kota (kecamatan) lama, dengan bukti keberadaan dua candi yakni Candi Surowono dan Candi Tegowangi (+- 1290 M) yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Kemudian +- 1298 M, ketika pasukan Tartar Cina yang dipimpin Jenderal Meng Chi bertujuan menyerang Raja Singasari Kartanegara, tapi Adipati Jayakatwang sudah memberontak dan memindahkan kekuasaan ke Kediri. Sebelum menyerang Kediri, pasukan Mongol diperkirakan beristirahat membuka kemah di kota Pare.
Kemudian sekitar tahun 1.700 M, ketika terjadi pemberontakan Trunojoyo terhadap Raja Mataram Amangkurat II yang mengungsi ke Kediri dengan tempat tinggal istirahatnya berada di ‘Ringin Budho’.
Pada tahun 1830 selesainya Perang Diponegoro, sisa-sisa pasukannya masuk Pare dan menjadikan Pare sebagai benteng pertahanan dari kekuasaan VOC. Kemudian Jenderal Soedirman ketika masa revolusi saat gerilya singgah di Kota Pare dan menemui tokoh-tokohnya yang merupakan tempat berdirinya Muhammadiyah pertama kali di Karesidenan Kediri.
Tahun 1850, Pare juga tercatat sebagai kota perkebunan dengan adanya Rumah Sakit HVA yang awalnya melayani pengusaha perkebunan zaman kolonial, juga menyiapkan jalur kereta api dan memfasilitasi pembangunan sekolah teknik.
Pare kemudian menjadi terkenal, karena antropolog kaliber dunia, Clifford Geertz menulis sebuah buku yang berjudul “The Religion of Java” yang meneliti Kota Pare tentang agama dan kepercayaannya, budaya politik masyarakat, desa, pasar, silsilah keluarga dan warga Cina.
Pare memiliki lebih dari 250 lembaga kursus berbahasa Inggris yang tersebar di dua desa yaitu Tulungrejo dan Pelem yang kemudian muncul predikat Pare sebagai "Kampung Inggris", bahkan sekitar 5.000 orang berganti setiap bulannya. Pare menjadi kota yang menarik dengan Kampung Inggrisnya karena bahasa Inggris telah menjadi kebutuhan utama dunia pendidikan maupun pekerjaan.
Pare juga mendapat penghargaan sebagai kota adipura yang mempunyai tempat-tempat hijau seperti Taman Mastrip, Masjid An Nur dan Taman Kilisuci, juga Taman Hutan Kota Pare. Selain itu juga terdapat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri, Tugu Garuda Pancasila, Pasar Induk Pare dan Stadion Canda Bhirawa.
Walaupun hanya kota kecil, namun Pare merupakan kota yang kaya akan sejarah, suasana yang asri dan juga kultur belajar yang tinggi, membuat masyarakat Indonesia ingin berkunjung ke sini.
Editor : Ninik Qurotul Aini