Alamanahjurnalis.com - Dilansir dari SINDONEWS.COM - TEL AVIV - Sebuah kota kuno di Yordania yang berakhir akibat hantaman asteroid yang lebih kuat daripada ledakan bom nuklir telah diidentifikasi sebagai kota Sodom. Kota ini diabadikan di Alkitab dan Al-Qur'an sebagai kota dosa.
John Bergsma, seorang profesor teologi terkemuka di Amerika Serikat (AS), mengatakan penggalian di Yordania memberikan bukti kuat bahwa salah satu narasi Alkitab yang paling dramatis memang benar adanya.
Bergsma, seperti dikutip Jerusalaem Post, Jumat (29/9/2023), menegaskan bahwa temuan arkeologis di Yordania menguatkan keberadaan kota Sodom sebagaimana tertulis di dalam Alkitab. Itu adalah kota kuno di Tell el-Hammam yang terletak di Lembah Yordan bagian selatan.
Menurut Kitab Kejadian, Tuhan melepaskan belerang dan api ke kota Sodom dan Gomora sebagai tanggapan atas dosa penduduknya, yang mengakibatkan kehancuran total kota tersebut.
Pola penghancuran serupa juga ditemukan di Tell el-Hammam, sehingga Bergsma mengevaluasi kembali kredibilitas narasi Alkitab. Dia menunjuk pada tanda-tanda panas ekstrem yang terdeteksi pada kerangka dan pecahan tembikar yang digali oleh para arkeolog, yang menunjukkan kemungkinan dampak dari asteroid.
“Dan dia melihat ke seluruh permukaan Sodom dan Gomora dan ke seluruh permukaan tanah di dataran itu, dan dia melihat, dan lihatlah, asap Bumi telah membubung seperti asap dari tungku pembakaran," bunyi Kitab Kejadian 19:28, menggambarkan Abraham menyaksikan akibat kehancuran Sodom dan Gomora.
Sekitar 3.600 tahun yang lalu, Tell el-Hammam berkembang sebagai sebuah kota, melampaui Yerusalem dan Yerikho dalam hal ukuran dan kekuatan.
Namun, kemakmurannya tiba-tiba lenyap. Tidak adanya tanda-tanda pengepungan di reruntuhan tersebut menunjukkan bahwa kota tersebut dan daerah sekitarnya tidak menjadi sasaran serangan militer.
Bergsma menerima wawasan tentang beberapa penemuan luar biasa dari Steven Collins, kepala arkeolog di Tell el-Hammam.
Di antara penemuan tersebut adalah pecahan tembikar yang dilapisi trinitit, zat kaca yang terbentuk ketika bom atom meledak di gurun, seperti dijelaskan Bergsma.
Selain itu, sisa-sisa jasad manusia ditemukan, dengan kerangka utuh hingga bagian tengah tulang belakang, yang di atasnya hanya tersisa bekas hangus. Temuan ini memberikan bukti kuat bahwa semburan panas luar biasa dari langit membakar kota kembar di sisi sungai Yordania.
Steven Collins menyamakan kehancuran tersebut dengan peristiwa Tunguska pada tahun 1908, ketika sebuah asteroid berukuran besar memasuki atmosfer Bumi di atas Siberia, menyebabkan kehancuran yang luas.
Dia menambahkan, ledakan udara akan lebih besar dari peristiwa Tunguska, yang memiliki energi 1.000 kali lebih besar dibandingkan bom atom yang menghancurkan Hiroshima.
Hebatnya, peristiwa dahsyat ini tampaknya juga menghasilkan garam dalam jumlah besar, sebagaimana dicatat oleh James Kent, seorang Profesor Ilmu Bumi di California University—sebuah detail yang mungkin mengingatkan semua orang pada kisah istri Lot, yang berubah menjadi tiang garam setelah kehancuran Sodom.
Sementara Collins yakin dengan kesimpulannya, beberapa arkeolog menuduhnya mengambil kesimpulan sebelum waktunya tanpa bukti lapangan yang cukup.
Kisah Sodom dan kota kembarnya, Gomora, termasuk salah satu kisah paling terkenal dalam Alkitab. Ini menceritakan negosiasi Abraham dengan Tuhan untuk menyelamatkan Sodom, sebuah nama yang identik dengan dosa, untuk melindungi beberapa penduduknya yang saleh.
Namun, jawaban Tuhan tidak tergoyahkan, di mana Tuhan membalikkan kota-kota itu, seluruh dataran, seluruh penduduk, dan tumbuh-tumbuhan di tanah. (nqa)