Alamanahjurnalis.com - Dilansir dari laman Okezone.com - HARI Pencegahan Bunuh Diri diperingati setiap tanggal 10 September tiap tahunnya. Menurut Bayu Alamsyah selaku Psikolog dan Mental Health Enthusiast, sudah sepantasnya isu ini menjadi suatu yang disadari oleh banyak masyarakat.
Kenapa tidak? Karena isu kesehatan mental tidak melulu menjadi urusan psikolog dan psikiater.
Akan tetapi, hal ini juga penting untuk masyarakat ketahui, karena tidak setiap pengobatan harus bergantung kepada seorang dokter atau psikolog.
“Kita bisa melakukan hal-hal sederhana untuk membantu pencegahan bunuh diri, seperti menjadi pendengar yang baik (untuk orang lain), yang tidak langsung menghakimi, yang tidak langsung tergesa-gesa menasihati, tak juga memandang permasalahan berdasar asumsi dan standar sendiri,” kata Bayu Alamsyah, dikutip dalam akun X miliknya @aprilliouz.
Setidaknya dengarkan atau temani. Seseorang yang mengalami gejala atau tanda ingin bunuh diri, biasanya hanya butuh sosok pendengar untuk dapat menjadi pelampiasan ceritanya berkeluh kesah. Karena ia hanya butuh kesempatan untuk mengakui emosinya dan mendapatkan validasi.
Namun, jika memang tidak bisa untuk menjadi sosok pendengar, atau menemani di saat penderita membutuhkan teman, dengan memberikan kata-kata yang dapat membesarkan hatinya dan mengingatkan bahwa dirinya berharga pun sudah cukup untuk membantunya.
“Jangan sampai ia terlalu banyak berasumsi dan overthinking,” ucap Bayu Alamsyah.
Selain itu, Bayu Alamsyah juga menuturkan bertanggung jawab atas kesehatan mental diri sendiri juga penting untuk dilakukan. Jangan sampai kita dapat menolong orang lain, akan tetapi kita sendiri tidak bisa menolong diri sendiri.
“Ingat bahwa kita punya keterbatasan saat hendak menolong orang lain. Minimal berikan respons yang baik di awal komunikasi, atau fokuslah hanya pada beberapa orang yang masih bisa ditangani,” tutur Bayu Alamsyah. (*nqa*)