ALAMANAHJURNALIS.COM. Isra’ Mi’raj menjadi salah satu hari keagamaan yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Momen peringatan Isra’ Mi’raj 1444 H / 2023 M akan jatuh pada 18 Februari 2023, bersadarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 3 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023.
Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan kejadian yang berlangsung pada 27 Rajab di tahun ke delapan kenabian (621 Masehi) dan merupakan perjalanan spiritual yang diberikan oleh Allah SWT sebagai bentuk hiburan kepada Nabi Muhammad SAW, yang saat itu Nabi Muhammad SAW sedang bersedih lantaran kehilangan dua orang yang ia cintai, yaitu pamannya, Abi Thalib dan juga istrinya, Khadijah.
Untuk meredakan kesedihannya, Nabi Muhammad SAW dihadiahi perjalanan suci atau disebut dengan Isra’ Mi’raj oleh Allah SWT. Selain itu, perjalanan dalam satu malam tersebut juga sebagai pembuktian bahwa Nabi Muhammad SAW mengikuti jalan para nabi terdahulu.
Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan yang ditempuh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, hingga beliau ke langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha. Dari perjalanan itulah, Rasulullah bertemu dengan beberapa Nabu terdahulu dan Allah SWT. Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu berupa sholat 5 waktu dalam sehari, yang mana perintah ini berlaku untuknya dan umatnya.
Peringatan Isra’ Mi’raj, dapat diisi dengan mengimani kisah Nabi Muhammad SAW dan memperbanyak berdo’a kepada Allah SWT. Umat Islam dapat berdo’a meminta ampunan (istighfar), do’a keberkahan dan do’a di bulan Rajab “Allaahumma bariklanaa fii rajaba wasya’baana wabalighnaa ramadlaanaa” yang artinya : “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”
Adapun hikmah dalam memperingati Isra’ Mir’raj, bahwa dalam Surat Al Isra’ ayat 1, Allah SWT menyatakan Isra’ Mi’raj bertujuan untuk memperlihatkan sebagian ayat atau tanda (bukti) kekuasaan-Nya, yang merupakan sinyal bahwa kita harus memperhatikan ayat-Nya, sehingga keimanan akan eksistensi dan kekuasaan Allah SWT tertanam kuat dalam diri. (Ninik QA)