ALAMANAHJURNALIS.COM. Bandara Udara Internasional Dhoho Kediri adalah bandara udara yang sekarang sedang dibangun di Kabupaten Kediri, sekitar 129 km barat daya kota Surabaya, atau 14 km barat laut kota Kediri. Bandara di Kediri ini menjadi bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan pembiayaan swasta murni tanpa menggunakan dana negara (APBN - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Dikutip dari berbagai sumber, berdasarkan hasil pengadaan yang telah dilakukan KSO (Kerja Sama Operasi) antara PT. Surya Dhaha Investama (anak usaha PT. Gudang Garam) dan PT. Angkasa Pura (Persero) telah dinyatakan sebagai pemenang dengan durasi waktu kerja sama yaitu 50 tahun sejak bandara mulai dioperasikan. Adapun total nilai investasi mencapai Rp. 10,8 triliun. Bandara ini ditargetkan beroperasi pada Oktober 2023 dan diproyeksikan mampu melayani pesawat berbadan lebar (wide body aircraft) sejenis Boeing 777-300ER. Menteri Perhubungan menjelaskan bahwa keberadaan bandara baru Kediri bisa dimanfaatkan untuk penerbangan komersial, umroh dan haji.
Bandara ini dibangun di atas tanah seluas 454,5 Ha, melintasi 3 kecamatan yakni Kecamatan Banyakan, Grogol dan Tarokan yang tepat berada di bawah kaki gunung Wilis. Bandara ini akan difasilitasi runway super berdimensi 3.300 x 45 meter, yang diharapkan dapat menampung 1,5 juta hingga 5 juta pergerakan penumpang setiap tahunnya dan layanan kargo hingga 16.450 ton.
Beroperasinya bandara diakui akan menjadikan lonjakan eksponensial baik sektor perekonomian, pariwisata maupun sektor lain. Dalam hal ini, Kediri akan menjadi episentrum atau daerah pusat penyangga baru di wilayah Jawa Timur. Bandara udara ini rencananya akan melayani daerah Kediri Raya yang terdiri dari Kota dan Kabupaten Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Kota dan Kabupaten Blitar, Kabupaten Ponorogo dan Nganjuk. Progres pekerjaan Bandara Internasional Dhoho saat ini sudah mencapai 80 persen dan juga akan dibangun akses jalan tol Kediri - Tulungagung dan Kediri - Kertosono. (Ninik Qurotul Aini)